Wednesday, February 20, 2008

Model progressive, apa itu?

Mas Dadang, tanya lewat email: Mas Ben, saya jadi bingung, makin lama model PSC makin banyak, ada yang pembagiannya pakai ROR, R/C dan lain lain, ada yang pakai production rate, harga minyak. Apakah dibanding dengan Service contract model seperti ini lebih bagus?. Terima kasih sebelumnya mas, mohon maaf terus digangguin nih.”

-----------------------

Jangan bingung2 Om Dadang, jadi gini: memang PSC itu berkembang pesat, khususnya bagaimana membagi “kue” antara investor dan negara. Jadi nggak heran kalau dalam perkembangannya, keluarlah model pembagian (split) minyaknya berdasarkan macam macam parameter: Production rate, Cumulative Production, Oil Price, Depth, API gravity, ROR, R factor, dan banyak lagi lainnya....

Tentu ada plus minusnya model tersebut, seperti saya pernah posting dulu dulu, kalau modelnya sensitif terhadap tingkat keuntungan, maka model semacam itu disebut “Progressive”, artinya semakin besar tingkat keuntungan, semakin besar pula bagian negaranya. Model ini umumnya terjadi kalau split-nya berdasarkan ROR dan “R” Factor. Kalau split-nya berdasarkan tingkat produksi, umumnya tidak progressive.

Apakah “progressive” baik buat tuan rumah?, Dalam hal tertentu iya, tapi tentu tidak untuk semua kasus. Ilustrasinya gini: Model yang “progressive” ini karena berdasarkan ROR dan R factor, maka konsekuensinya tuan rumah harus “mengalah” dapat split yang lebih kecil dibanding Investor pada saat awal (karena pada periode tersebut terjadi pengembalian kapital investasi). Dimana parameter keuntungan ROR, “R” factor atau apapun namanya, masih relatif kecil. Lihat gambar berikut:


Menurut saya, model progressive ini cocok untuk daerah atau proyek yang “susah susah”, karena untuk proyek yang susah susah, ada justifikasi bagi tuan rumah untuk sedikit bersabar memerima share yang lebih kecil. Bagi Investor, model ini merupakan insentif untuk memperoleh investasi “high risk” mereka lebih awal. Kalau yang “gampang gampang” tentu kurang pas buat tuan rumah menggunakan model seperti ini, mungkin lebih cocok model yang nggak progressive.

Supaya ada guideline, saya coba bikin gambar dibawah (yang warna Hijau, Kuning, Merah adalah probabilitas ketemu prospek hidrokarbon). Ini buat acuan saja dimana kira kira model “progressive” ini cocok, dimana pula kira kira kalau seandainya mau pakai model “Service Contract”. Demikian Om Dadang, semoga tidak tambah kabur....

No comments: