Saturday, March 24, 2007

Asian Energy Dialogue

PTT Public Company Limited jadi host acara tersebut diatas yang diselenggarakan di Bangkok, 22 - 23 Maret 2007. Acara ini melibatkan OPEC dan merupakan program dialog OPEC dengan produsen dan konsumen. Sebelumnya sudah ada program dialog OPEC - Russia dan OPEC - China.

Asia dianggap penting karena sebagaimana diketahui laju pertumbuhan permintaan minyaknya paling tinggi dibanding wilayah lain di belahan dunia ini, tentu saja khususnya: China dan India. Dialog ini sebenarnya lebih fokus ke aspek downstream dan tradingnya, sehingga tidak heran sebagian NOC dan private companies yang hadir adalah mereka yang terlibat di downstream dan trading.

Dari dialog ini diharapkan ada peluang yang bisa digarap baik oleh negara produsen dan negara konsumen. Topik yang dibahas tidak jauh dari urusan: security of demand dan security of supply. Diskusi menarik ketika sampai kepada pola kerjasama mana yang paling pas, apakah dengan cara cross invesment, artinya negara konsumen investasi dinegara produsen baik di upstream maupun downstream.

Menarik juga ketika diskusi mengenai “spare capacity” dan “stock” atau Strategic Petroleum Reserves (SPR), karena dua duanya menyangkut cost. “Spare capacity” tentu tidak gratis, ada cost yang harus ditanggung oleh negara produsen, sebaliknya, Stock atau SPR juga memerlukan biaya yang tinggi bagi negara konsumen. Pertanyaan: apa perlu negara negara konsumen menyimpan stock besar besaran?. Seperti biasa banyak usul menarik maupun yang rada aneh aneh disampaikan. Ya, namanya juga dialog, khan nggak harus dicari solusinya hari itu juga, paling nggak sudah membuka opportunity dan networking, tinggal bagaimana kreativitas company untuk menindaklanjuti peluang yang tersedia.

Demikian laporan dari Bangkok, sayang nggak sempat pulang kampung, tapi paling nggak udah merasakan suasana yang mirip mirip Jakarta lah…


Monday, March 19, 2007

Tentang Kontrak Migas di Irak

Pernah baca nggak artikel (mungkin lebih tepat studi), yang judulnya: the rip-off of Iraq’s oil wealth, ditulis oleh Greg Muttit cs dari PLATFORM? Kalau belum ada disini.

Tulisan Greg ini menarik karena mengkritik (kalau seandainya PSC/PSA diterapkan) di Iraq (tentu maksudnya setelah era Saddam, sebelumnya PSA sich sudah ada), judulnya pun rada rada serem (justru karena judulnya ini makanya saya ikutan tertarik baca). Kalau kita baca di ringkasan eksekutifnya, intinya ada dua kesimpulan: Pertama, bahwa (kalau seandainya PSA) diterapkan di Iraq, maka Iraq akan mengalami kerugian ratusan miliar dollar. Kedua, perusahaan asing (IOC) yang investasi disana dengan model ini, akan mengeruk “excessive return”. Singkat kata, Greg cs ini tidak menyarankan digunakan PSA disono.

Dalam studinya Greg ini, sebagai pembanding dia menggunakan PSA terms di Russia, Oman dan Libya, angka angka “kerugian potential” diperoleh dengan membandingkan seandainya lapangan lapangan tersebut di-run dengan model PSA terms ketiga negara tersebut dengan seandainya dikerjain sendiri oleh perusahaan nasionalnya (NOC) Iraq.

Dalam bagian lain, Greg menulis bahwa banyak pihak pihak berkepentingan (politikus dan teknokrat) di amrik sono yang mendorong supaya dipilih model PSA ini, dengan alasan alasan “energy security” dan kepentingan perusahaan asing (IOC) supaya bisa mem-book cadangan dalam rangka menjamin pertumbuhan perusahaan mereka (secure future growth).

Sebagai alternatif pengganti PSA, Greg cs memberikan tiga opsi yang bisa dilakukan, yaitu: 1. Dengan metoda direct financing dari anggaran pemerintah, 2. Pemerintah atau NOC- nya cari pinjeman, 3. Pakai model service contract.

Saya tentunya hanya ingin mengomentari aspek finansial ekonomis dari studi si Greg ini, untuk aspek politis, serahkan yang ahli lah…

Setelah dibaca baca, walaupun judulnya serem, sebenarnya studi Greg cs ini nggak banyak “temuan baru”, kalau akhirnya dia menyimpulkan PSA lebih jelek dibanding dengan “nasionalisasi”, dengan data asumsi yang dia gunakan, temuan tersebut bukan suatu yang baru untuk kasus Iraq.

Untuk jelasnya gini: secara umum negara negara dengan “upstream cost” rendah, cenderung tidak menggunakan PSA, Iraq ini upstream cost nya termasuk rendah (exploration cost sekitar 2.25 $/bbl dan production cost sekitar 1.5 $/bbl, total upstream cost = 3.75 $/bbl, termasuk sangat rendah), bandingkan dengan Saudi Arabia $3 /bbl, Kuwait 3.55 $/bbl dan Iran 4,25 $/bbl. Kolega saya, Al-Attar (fiscal policy analyst sebelum saya disini), pernah melakukan studi kaitan antara upstream cost dan model kontrak, data tersebut saya ambil dari studi dia.

Jadi kalau Greg cs bilang jangan pake PSA untuk area yang sudah ditemukan, itu bukan hal yang baru, PSA memang umumnya dipake untuk yang risk-nya masih agak gede, kalau relatif low risk, ya sikat aja pake service contract!.

Namun tetap harus diingat “rule of thumb” yang sering saya singgung pada posting2 sebelumnya: “one size fits all models does not exist” ! Karena nggak semuanya (dan nggak selalu) cocok pake service contract, even untuk kasus Iraq. Untuk wilayah wilayah tertentu yang statusnya “masih gelap” atawa masih unexplored, PSA kelihatannya masih lebih cocok, dan keliatannya kedepan nya di Iraq akan tetap ada opsi PSA. Untuk area tertentu mereka akan pake service contract, untuk area lain yang high risk, mereka mungkin akan tetap pake PSA. Jadi nggak bisa dipukul ratalah, semuanya ada plus minus tentunya!

Friday, March 16, 2007

Konferensi 144

Konferensi OPEC ke 144 berlangsung tanggal 15 Maret 2007 di Wina, pimpinan sidang adalah Menteri Energi UAE, Mohamed Bin Dhaen Al Hamli selaku Presiden Konferensi OPEC. Sidang ini merupakan sidang untuk yang pertama kalinya bagi Angola yang efektif menjadi anggota sejak 1 Januari 2007. Seperti konferensi sebelumnya, konferensi kali ini juga mengundang beberapa negara produsen Non OPEC yang hadir sebagai pengamat, yaitu: Rusia, Meksiko, Mesir dan Oman.

Adapun hasil hasil konferensi antara lain: 1. kinerja perekonomian dunia pada tahun 2007 diharapkan relatif baik, laju pertumbuhan sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2006. Konferensi mencatat bahwa meskipun semua indikator secara jelas menunjukkan bawa pasokan minyak global dan stok di negara negara OECD berada pada tingkat yang cukup, fluktuasi harga minyak diperkirakan akan terus berlanjut. 2.Terkait dengan fluktuasi harga minyak, konferensi memutuskan untuk terus memonitor perkembangan pasar untuk memastikan terciptanya stabilitas harga minyak dimana pada saat yang sama laju pertumbuhan global dapat dipertahankan.

Delegasi RI pada konferensi ini dipimpin langsung oleh Menteri ESDM.

Friday, March 09, 2007

Sidang ECB

Salah satu kesibukan rutin setiap bulan Maret di Sekretariat ini adalah serangkaian Sidang Sidang. Sebelum dilaksanakan Sidang tingkat Menteri tanggal 15 Maret, terlebih dahulu dilakukan serangkaian rapat teknis yang dikenal dengan Economic Commission Board (ECB) yang mana setiap negara anggota mengirimkan delegasi yang dipimpin oleh National Representative.

Tahun ini Sidang ECB dilaksanakan tanggal 7-9 Maret 2007, adapun materi yang dibahas adalah hasil kajian Sekretariat yang bersifat jangka pendek (short term), yaitu “oil market assessment” dan yang bersifat medium serta long term. Kajian atau studi tesebut tentunya tidak terbatas terhadap minyak tok, tetapi kajian terhadap energi secara umum dan strategi jangka menengah dan jangka panjang OPEC.

Sidang ECB ini bersifat teknis biasanya berlangsung cukup alot, karena hasil pemaparan yang disampaikan analis OPEC tentunya di challenge oleh masing masing delegasi. Sebagaimana diketahui sebagian besar delegasi biasanya sangat menguasai materi yang disampaikan.

Materi presentasi “Oil Market Assessment” meliputi analisa makroekonomi global, analisa pasar minyak, perkiraan penambahan pasokan minyak oleh negara non OPEC sepanjang tahun 2007, perkiraan kenaikan permintaan, analisa stock minyak, transportasi minyak dan lain lain.

Sementara untuk medium dan long term berupa presentasi kajian mengenai modeling supply demand, pengaruh energi alternatif, pengaruh non conventional oil serta beberapa kajian yang hanya disampaikan dalam bentuk laporan karena waktu presentasi tidak memungkinkan mengingat jadwal yang begitu padat.

Hasil Sidang ECB ini akan menjadi masukkan untuk Sidang tingkat Menteri, yang agak beda untuk tahun ini adalah keikutsertaan Angola untuk pertama kalinya dalam Sidang ECB.