Tuesday, November 07, 2006

IOC - NOC

Topik yang hangat, belakangan banyak sekali conference, seminar, workshop yang mengcover subjek diatas. Ketika orang bicara aspek aspek industri hulu migas, seperti: SDM, technology, capital, etc. Pada akhirnya kita akan menuju kemuara siapa yang akan jadi operator(s)nya, maka mau nggak mau kita masuk ke urusan IOC & NOC.

Pertama tama kita masuk ke definisi, gampangnya NOC (national oil companies) adalah company dimana share-nya (sebagian atau seluruhnya) dimiliki oleh pemerintah. Sedangkan IOC (international oil companies) adalah company yang fully private, sharenya dimiliki oleh private entities.

IOC bisa kita bagi jadi dua kelompok, yaitu: Super majors dan "others"; Super majors disini terdiri dari: ExxonMobil, Chevron, Shell, BP, Total & ConocoPhillips, sementara kelompok “others” ini adalah International Oil Companies (IOC) yang relatif size-nya lebih kecil, bangsanya: Talisman, Hess, Anardako, ENI, Marathon dan banyak lagi.

Dari sisi produksi, NOC kontribusinya 50%, "others" 36%, super majors ini “cuma” 14%. Dilihat dari reserves, super majors cuma punya akses 4%, NOC sekitar 71% dan sisanya “others”. (Sumber: materi oxford energy seminar 2006).

Melihat data diatas, agaknya access to resources akan menjadi masalah pada masa yang akan datang, khususnya bagi Super majors. Negara Negara dengan cadangan minyak besar, menutup diri dari masuknya IOC, contohnya Saudi Arabia dan Meksiko, dua negara ini 100% tertutup bagi IOC. Bagaimana negara lain? Rusia sich ada PSC (Sakhalin I, II dan Kharyaga), tetapi nasib PSC di masa yang akan datang kelihatannya masih gelap, paling tidak dalam jangka pendek, access to resources masih tertutup. Iran? Mereka mengundang IOC, cuma pola kerjasamanya hanya “service contract” (Iran buyback), seperti kebanyakan model service contract, booking reserves tidak diperbolehkan. Jadi negara negara yang masuk high prospectivity tertutup buat IOC. Sementara negara yang juga bagus prospectivitynya, biasanya fiscal terms-nya “tough” buat IOC (Libya contohnya).

Bagaimana trend kedepannya?,

Menarik kita lihat papernya Vahan Zanoyan dari PFC Energy, beliau ini banyak menulis makalah yang berhubungan dengan peranan dan keterkaitan NOC dan IOC, berikut saya tampilkan beberapa slides dari makalah beliau yang berjudul: “Evolving Relations Between National and International Oil Companies”, yang disampaikan pada OPEC seminar, 16-17 September 2006.





Apa yang kita bisa petik dari presentasi Vahan ini, pertama, walaupun bisnisnya sama, namun NOC dan IOC punya concern yang beda (gambar 1). Kedua, hubungan IOC dan NOC, bukanlah "kalah-menang" (gambar 2). Ketiga, kesempatan untuk saling kerjasama antara sesama NOC (gambar 3).

Saya pribadi, tertarik dengan gambar 3 ini, in my opinion, pada masa yang akan datang pola kerjasama antara NOC dengan NOC ini akan lebih intens. Bentuknya bisa berupa joint venture disalah satu negara NOC tersebut atau membentuk joint venture di negara lain yang membuka akses.

Sekarangpun sudah mulai kita lihat banyak joint ventures untuk model yang pertama. Contoh menarik untuk model kedua itu adalah joint venture antara 3 NOC; Malaysia, China dan India yang menggarap lahan di Sudan sana.

Itulah singkat cerita mengenai IOC - NOC, bentuknya kaya apa, boleh boleh ajalah, asal jangan jadi VOC aja he he..!

1 comment:

Anonymous said...

Menurut saya, arah perkembangan industri migas dunia ini akan dikuasai oleh negara2 yang memiliki cadangan terbukti yang besar. Satu hal yang sampai saat ini masih membuat para IOC berbisnis adalah pikiran mereka yang masih ingin percaya bahwa "those countries still need our investment and technology".
Kita hanya tinggal menunggu waktu sampai negara2 yang memiliki cadangan terbukti yang besar itu akhirnya memiliki modal yang cukup dan teknologi yang memadai (walaupun akan ada pihak yang berusaha sekuat tenaga mencegah ini karena pada akhirnya, everyone wants a piece of the economi cake)