Istilah saving index (SI) untuk petroleum fiscal diperkenalkan oleh Daniel Johnston, pada dasarnya konsep ini bertujuan untuk melihat apakah suatu fiscal terms itu memberikan insentif atau dorongan bagi Contractor untuk melakukan cost reduction. Ada manfaat nggak bagi Contractor untuk melakukan cost saving?.
Konsep SI ini simpel aja sebenarnya, caranya adalah dengan menguji seandainya terjadi cost reduction sebesar $1, maka berapa bagian dari pengurangan cost tersebut yang akan masuk menjadi bagian Contractor. Seperti kita ketahui, naiknya profit oil Contractor juga berakibat naiknya tax yang harus dibayar oleh Contractor tersebut.
Penjelasan dengan ilustrasi tentu akan lebih gampang, lihat gambar dibawah:
Misalnya, gambar diatas untuk suatu fiscal di negara antah berantah dengan terms sebagai berikut: Royalti = 10%, Profit oil split = 30: 70 (Contractor : Host Country), Tax = 35%Konsep SI ini simpel aja sebenarnya, caranya adalah dengan menguji seandainya terjadi cost reduction sebesar $1, maka berapa bagian dari pengurangan cost tersebut yang akan masuk menjadi bagian Contractor. Seperti kita ketahui, naiknya profit oil Contractor juga berakibat naiknya tax yang harus dibayar oleh Contractor tersebut.
Penjelasan dengan ilustrasi tentu akan lebih gampang, lihat gambar dibawah:
Sekarang kita buat asumsi biar sederhana, yaitu: Gross Revenue = $100, cost recovery = $40. Hasil perhitungan pembagian antara contractor dan host country (gambar sebelah kiri). Untuk menghitung SI, caranya adalah dengan mengasumsi terjadi penurunan biaya akibat cost saving sebesar $1, sehingga cost recovery turun menjadi $39 (gambar sebelah kanan).
SI adalah selisih profit oil split Contractor dan tax , yaitu: $0.2 atau 20 cents, artinya “net benefit” dengan turunnya cost sebesar $1, tersebut adalah 20 cents buat Contractor.
Ada yang tanya, jangan pake terms negara antah berantah, PSC standard kita Saving Index-nya berapa mas?, dengan cara yang sama kita peroleh sebagai berikut:
Jadi Saving Index untuk PSC standard kita sebesar 15 cents.
Ada juga contoh suatu fiscal terms yang mendorong supaya contractor melakukan cost saving, misalnya cost recovery dikasih limit sebesar 50% dari Gross Revenue, jadi misalnya cost-nya dibawah 50%, maka Contractor akan memperoleh split yang beda dengan profit oil split. Contohnya Proft oil split (30:70), tetapi excess cost oil split sebesar (50:50). Lihat gambar dibawah biar jelas:
Apakah SI-nya lebih baik? So pasti, kita lihat SI nya = 33 cents.Sekarang kita cek kondisi ekstrim, ada nggak sich fiscal terms yang Saving Index (SI) = $1 atau 100 cents. Ada!, fiscal terms yang pembagiannya berdasarkan Gross Revenue, artinya kalau saving $1, maka $1 itu semuanya masuk kantong Contractor. Sebaliknya ada nggak fiscal terms yang SI nya = 0 cents, alias nggak ada insentif buat Contractor untuk melakukan cost saving?. Secara teroritis ada: misalnya suatu fiscal sistem dimana “excess cost oil” semuanya masuk bagian host country, atau suatu sistem yang mempunyai insentif capital cost uplift yang terlalu besar, ini juga merangsang Contractor untuk tidak melakukan cost saving. Begitu juga sistem yang berdasarkan ROR yang kurang bagus disainnya, bisa juga merangsang Contractor untuk tidak melakukan cost saving. Kenapa? Karena biasanya kalau ROR naik ke batas tertentu, profit oil split nya berubah menjadi lebih baik buat Host Country, jadi males Contractornya cost saving.. Gitu aja deh mengenai SI, udah kepanjangan ngecapnya nih...
No comments:
Post a Comment