Thursday, June 19, 2008

Oilfield Project Economics

Saya dapat beberapa email (Meli, Icha, Malia dan Iwan PS) yang pertanyaan hampir mirip, menanyakan cara menghitung keekonomian proyek migas (IRR, NPV, etc), kaitannya dengan jenis kontrak migas. Ada juga yang tanya apa itu full cycle economics dan point forward economics dan bagaimana cara menghitungnya.

Pertama, seperti biasa maaf baru sempat respon, Kedua, jawabannya borongan, biar nggak ada pengulangan dari pertanyaan yang hampir sama..

Ketiga, saya bikin beberapa gambar dibawah:






Figure 1.
Kita mulai dulu dengan dua model kontrak yang utama, yaitu konsesi atau Royalty Tax (R/T) dan Production Sharing Contract. (Walaupun tidak ada contoh untuk model Service Contract, prinsip perhitungannya pada dasarnya sama, bahkan cenderung lebih sederhana).

Beda utama antara sistem R/T dan PSC seperti diperlihatkan pada Figure 1 adalah bahwa pada model R/T, tidak ada mekanisme cost recovery, jadi umumnya tidak dikenal istilah cost recovery ceiling (limit), tidak juga dikenal istilah profit oil split. Jadi, sebenarnya perhitungan untuk model konsesi atau R/T, lebih sederhana dibanding PSC yang banyak batasan batasannya.

Gambar ini menunjukkan alur secara umum, ada hal hal yang tidak terlihat, seperti: bonus, metoda yang dipakai untuk depresiasi kapital, DMO (bila ada), etc.


Figure 2
Karena PSC biasanya sedikit lebih kompleks, maka saya buatkan gambar ini. Pada umumnya dalam PSC ada royalty (tentu tidak semua PSC ada komponen royalty-nya). Umumnya Cost recovery setiap periode (tahun) dibatasi sampai ceiling (limit) tertentu, berkisar antara 30% - 80%.

Apabila ada ceiling, perlakuan terhadap Excess Cost Oil (ECO) bisa beda beda, aturan yang menjelaskan bagaimana membagi ECO ini disebutkan dalam kontrak (detail tentang ECO dan bagaimana treatment-nya, dapat dilihat pada posting saya sebelumnya disini).

Profit oil bisa dibagi dengan berbagai macam cara, ada yang fixed saja (kaya PSC standard RI), ada yang sliding scale berdasarkan parameter tertentu. Parameter tersebut bisa berupa: Production Rate, ROR, “R” Factor atau bisa juga langsung dikaitkan dengan harga minyak.

Untuk menghitung indikator keekonomian proyek, seperti IRR, NPV, etc, maka kita harus buat perhitungan duit keluar masuk (cash flow calculation). Figure 3 untuk model Royalty Tax, Figure 4 untuk model PSC.

Figure 5 Menunjukkan tahapan mulai dari Eksplorasi, Development dan Production. Untuk versi lengkap, biasanya sebelum Development, ada tahapan yang disebut tahap Appraisal atau Delineation. Setelah Production, ada juga tahap “bersih bersih”, istilah kerennya Decommissioning stage.

-------------
Dari data produksi pada Figure 5, di kombinasi dengan data cost dan tentunya harga minyak, kemudian dibuat perhitungan excelnya. Kemahiran excel disini cukup penting, apalagi untuk model yang ada cost recovery limit dan profit oil-nya terkait dengan banyak parameter. Tahap selanjutnya tinggal suruh fungsi excel menghitung berapa: IRR dan NPV dan Profit to investment, discounted payback, etc.

Pertanyaan yang penting (dari mbak Meli), apa yang dimaksud dengan full cycle economics dan point forward economics? Ceritanya begini, untuk yang full cycle, kita melihat investasi secara keseluruhan, mulai dari tahap eksplorasi sampai akhir proyek. Dalam kasus ini, titik tolak kita (tahun ke 0) adalah mulai pada saat eksplorasi dilakukan (lihat Figure 5). Jadi pada saat perhitungan parameter keeekonomian, kita tarik mundur (discounting) ke nilai pada saat tahun nol tersebut.

Sedangkan untuk yang point forward economics, melihat apakah discovery dari hasil eksplorasi mempunyai nilai komersial untuk ditindaklanjuti. Investasi (biaya) untuk eksplorasi sudah terjadi, dalam istilah akuntansi manajemen, masuk kategori “sunk cost”, tidak relevan untuk diperhitungkan lagi. Titik tolaknya (tahun ke 0) adalah pada saat tahap development (lihat Figure 5). Jadi kira kira begitu deh, lebih kurangnya mohon maaf, kalau masih nggak jelas, boleh tanya lagi kok he he. Untuk para praktisi, kalau penjelasan diatas ada yang kurang2 mohon di koreksi.

10 comments:

Anonymous said...

Terima kasih atas penjelasannya. Sebelumnya perkenalkan, nama saya Alvin.

Saya tertarik mengenai penjelasan tentang full-cycle economics, di mana pada saat penghitungan keekonomian, menurut anda "kita tarik mundur (discounting) ke nilai pada saat tahun nol tersebut". Apakah ini maksudnya kita menghitung economic indicator standard di tahun mulai explorasi? Saya agak bingung karena kalau demikian, "present value" pada saat ini juga akan di-diskon dong? Atau saya salah mengerti ya?

Benny Lubiantara said...

Hi Alvin,
Thanks for comment,

Mungkin bahasa saya kurang pas kali. Singkatnya: kalau full cycle, perhitungan keekonomian dimulai dari saat eksplorasi (garis titik2 hitam pada figure 5). Kalau point forward dimulai saat development (garis ungu pada figure 5).

Rgds,
BL

Anonymous said...

salam mas benny,
jadi kalau dikontrak PSC Indonesia tahun ke 0 nya dihitung sejak kapan ya? apakah sehabis menang tender, mulai POD1 atau pengembangan(soalnya mas wid nih biasanya)
thanks.

asyifudin.

Benny Lubiantara said...

Menurut saya untuk analisa investasi, tahun ke-0 itu ya tahun mulai kita investasi, kalau kita keluar duit sekarang, maka tahun-0 ya sekarang ini.

Tentu untuk rencana pengembangan lapangan (POD), karena menyangkut keputusan untuk pengembangan, maka tahun-0 itu ketika mulai keluar biaya untuk pengembangan.

Kalau dalam konsep akuntansi manajemen, sebenarnya exploration cost itu adalah sunk cost, artinya besarnya cost ini tidak relevan terhadap proses pengambilan keputusan berikutnya. Selama ada profit dari biaya biaya yang akan dikeluarkan (dev cost dan opex), maka proyeknya harus “GO”, regardless biaya eksplorasi…

Tapi dalam perhitungan keekonomian PSC, karena ada mekanisme cost recovery, maka exploration cost ini masuk “cost pool” untuk di recovered.

Sheila said...

Selamat siang Pak Benny,
minta tlg Pak untuk dibantu. Saya sangat kesulitan untuk mencari data production cost oil dan juga production cost gas. Apakah Pak Benny memiliki data tersebut Pak? Saya sangat berterimakasih jika dapat dibantu. Bila ada, bisakah Bpk. email data2 tersebut ke saya Pak: syovita@yahoo.com.
Terimakasih.

Regards,
Sheila

Sheila said...

Pak, menyambung permintaan diatas, mungkin bila kerahasiaan tidak boleh disebarkan informasinya, bisa minta tlg secara garis besar saja Pak. Karena saya sedang mengerjakan tugas modeling dan perlu benchmark untuk data yang saya punya khusus untuk production cost (per year atw $/MMBO).
Terimakasih.

Regards,
Sheila

Benny Lubiantara said...

Utuk modeling, cukup pakai asumsi, pruduction cost 5 - 10 $/bbl, ngga perlu eksak, kan bisa dilakukan sensitivity analysis.

Sheila said...

Pak Benny, bolehkan saya meminta email Bpk. Ada bbrp pertanyaan yang sekiranya baik bila hanya dilakukan via email saja. Terimakasih.

Regards,
Sheila

Benny Lubiantara said...

blubiantara@yahoo.com

TechnologyMetallurgy said...

salam kenal pak benny,,
saya manal musytaqo mahasiswa universitas pertahanan Indonesia prodi energy security. saya sangat tertarik dan sangat membantu saya yang sedang belajar.
bagaimana dengan sistem baru yang bernama R factor tersebut pak benny?

terimkasih