Saturday, September 16, 2006

Oxford Energy Seminar - 2

5 September 2006

Sesi pertama diisi Dr. Juan Carlos Boue, staff ahli Menteri Venezuela, dia gantin Dr. Bernard Mommer yang berhalangan hadir, judulnya "the role of private investment in venezuela's upstream oil", wah ini mesti menarik, sebelumnya saya udah banyak denger di mass media mengenai kebijakan presiden Chavez, kayanya ada baiknya denger langsung dari orang dalam, biar informasi berimbang.

Yang menarik, Dr. Boue ini masih muda, dia orang meksiko, lulusan oxford, sebelumnya bantu bantu Prof. Mabro, presentasinya bagus - runtun, dia mulai dengan sejarah industri hulu di venezuela, mulai masuknya kontraktor asing dalam bentuk service contract dan association sekitar tahun 1990. Inti yang mau disampaikan oleh anak muda ini adalah bahwa telah terjadi interpretasi yang kreatif (istilah yang dia pake cukup menarik) oleh PDVSA (pertamina-nya sana) yang telah menguntungkan PDVSA dan kontraktornya (perusahaan minyak asing) sehingga negara dirugikan. Bagaimana royalti dan pajak yang mestinya dibayar sekian menurut undang undang, di-interpretasikan lain, sehingga royalti dan pajak yang harus dibayar oleh kontraktor jauh lebih rendah, nah setelah era Chaves, ini semua diperbaiki, kongkalikong PDVSA dibongkar, tapi PDVSA udah keburu kuat, malah sempat mencoba kudeta, 2 kali lagi!, bayangin perusahaan berani kudeta saking kuatnya.. Nah ceritanya, presiden Chavez ingin mengembalikan industri hulu migas ini ke jalur yang semestinya, artinya royalty dan pajak dibayar sesuai undang undang, kontraktor harus ikut program migrasi, bentuknya berubah jadi "mix enterprises", kontraktor banyak yang protes tentu saja, tapi sebagian besar menerima proses migrasi tersebut.

Pada sesi tanya jawab, tadinya saya ngebayangin peserta dari IOC akan memborbardir mempertanyakan kebijakan chavez ini, ternyata diluar dugaan, pertanyaannya enteng enteng aja, apa yang dapat saya petik adalah: bahwa presentasi Dr. Boue ini disampaikan dengan baik, lengkap dengan data dan hitungan hitungan, bagaimana perhitungan kerugian dan bagaimana manipulasi telah dilakukan dan bagaimana venezuela dibandingkan dengan negara dengan produksi yang hampir sama (Meksiko) memperoleh fiscal revenue yang juauuh lebih kecil. Presentasinya jauh dari retorika, padahal topik yang dibawakan berat, karena kalau kita ngomong nasionalisasi, maka konotasinya pasti negatif, apalagi disampaikan dengan retorika, tapi dalam lingkungan akademis, begitu kita bicara dengan angka, metodologi, dsbnya, ternyata bisa dimengertilah, jadi ada saatnya, retorika disimpan dulu, bagi bagi kerjaan, biar orang politik yang ngomong retorika, orang orang model Dr. Boue ini yang backup secara akademis.. very good!

Point yang cukup penting lainnya, adalah bahwa mereka tidak anti kontraktor asing, mereka seneng dengan investor asing "but not at any price!" bahwa investor juga harus menghormati kedaulatan terhadap cadangan minyak mereka. Mau niru?

Sesi kedua diisi oleh Dr. Ghassem Salame, profesor di institut des sciences politiques, Paris, mantan menteri Lebanon, beliau pidato nggak pake slides, topiknya, "themes in middle east policy", dia cerita panjang lebar, tapi fokusnya tentu ke masalah Palestina, Lebanon dan Iran. Dia pidato hampir satu jam, diluar dugaan pas sesi tanya jawab, yang mau nanya banyak banget. Dr Salame, pembawaan low profile, menjelaskan sangat sistematis, paham benar masalah politik timur tengah, sebagian besar pertanyaan mengenai kira kira bagaimana penyelesaian akhir masalah nuklir iran?, walaupun waktu lunch break udah lewat, masih banyak peserta yang mau nanya, akhirnya terpaksa di stop, nggak heran, ternyata masalah politik sangat menarik buat orang orang yang bukan latar belakang politik....

Sesi ketiga, diisi oeh Dr. Walid Khadduri, head economic al hayat, topik yang dibawakan mengenai bagaimana masa depan industri migas di Iraq, Dr Khadduri sendiri orang Iraq, wah, isinya cerita sedih semua, bagaimana Iraq yang pernah mencapai peak production diatas 3 juta barel per hari, sekarang harus terseok seok, bagaimana masa depan industri migas di sana?, keliatannya masih gelap, bagaimana mungkin mau melakukan rehabilitasi industri, wong syarat minimum keamanan nggak ada, tiap hari ada penculikan pembunuhan, belum lagi ngomong aturan main, lha aturannya juga nggak ada... kasian.. Dr. Khadduri selama presentasi dan tanya jawab terlihat tenang namun ada raut sedih di wajahnya, saya pun jadi ikutan sedih, kebayang bangsanya jadi berantakan gitu, padahal, ahli migas iraq itu banyak lho, doktornya juga banyak... ya begitulah! selain itu, iraq termasuk yang punya cadangan migas terbesar, deket deket saudi arabia lah levelnya.

Sesi terakhir diisi Ivo Bozon dari Mackinsey, judul topiknya: The Global Energy System", cukup menarik karena "lain dari yang lain", menurut model Ivo (Ivo ini cowok, jangan ngebayangin Astri Ivo), maka harga minyak akan segera turun, karena menurut dia perkiraan demand tidak sebanyak yang diperkirakan oleh beberapa lembaga riset, sementara supply jelas akan meningkat pada masa yang akan datang, maka harga minyak akan turun, ya sekitar 35 -40, abis itu ya terus turun. Pas sesi tanya jawab, di bombardirlah si Ivo ini, karena dianggap nyeleneh sendiri, sehingga modelnya banyak dipertanyakan, tapi dia mah enteng aja jawab, berdasarkan model kami, ya trend nya akan kaya gini, nggak percaya? kita tunggu aja... katanya enteng, he he..

St. Catherine's College


6 September 2006

Sesi pertama mengenai Climate Change, diisi Benito Mueller, Direktur Oxford Climate Policy, cukup panjang presentasinya, dia cerita mulai dari aspek aspek teknis, politis dan ekonomis dari kebijakan climate change, kyoto protocol (KP), clean development mechanism (CDM), sampai model model kerjasama unilateral lainnya, kenapa AS dan Australia nggak ikut ratifikasi KP. Dia juga mengutip studi studi mengenai implikasi kyoto protocol terhadap negara produsen minyak, banyak memang studi studi sebelumnya mengenai implikasi kyoto protokol ini, dan sedikit melangkah kedepan, dia juga diskusi mengenai apa yang akan terjadi pasca kyoto protocol..

Sesi kedua oleh Dr. Joseph Stanislaw, judulnya: Energy in flux, the 21st century greatest challenges, beliau ini dapat dikategorikan level "guru" kalau dalam bidang energi masa depan, kalau di manajemen kita kenal orang kaya Gary Hamel atau C.K Prahalad, yang ngarang buku Competing for the future, maka embahnya untuk energy futurist itu ya salah satunya beliau ini, salah duanya koleganya sendiri: Daniel Yergin, mereka berdua ini yang ngarang buku: "the commanding heights; the battle for the world economy". Enak dengar beliau presentasi, kita dibawa ke masa depan, bagaimana peta energi masa depan, dimana poros: saudi arabia, caspian siberia dan canada akan menjadi new energy geography.. hm menarik..

Sesi ketiga setelah lunch diisi David Fridley, mengenai china energy and economy, sekarang kalau ngomong masalah supply demand energy, maka china ini menjadi topik dimana mana, kenapa? karena selama ini data data mengenai china gelap, nggak ada yang tahu berapa konsumsi energi di china, semuanya serba "tau ah gelap", baru setelah agak terbuka, orang mulai hitung hitungan supply demandnya gimana, kerjasama atau istilah yang sering dipakai "dialog" mulai dilakukan, china diundang dimana mana untuk "membuka" data data konsumsi dan produksi energi mereka. David ini paham benar masalah energi China, dia bolak balik kesana, bisa ngomong bahasa china, boleh juga. Kalau mau tahu banyak memang harus sabar. Saya jadi inget beberapa bulan yang lalu, ada dialog antara OPEC dengan China di Wina, saya kebetulan ikut rapat rapatnya, pada saat perkenalan, ketua delegasi China dengan halus mengatakan, bahwa mereka sangat senang dengan inisiatif dialog, ini adalah pertemuan pertama, awal dari pertemanan kita, nanti akan ada pertemuan2 berikutnya supaya kita makin kenal satu sama lain, kira kira gitulah terjemahan kasarnya, artinya apa?, sebagai temen baru, ya harus tahu diri, jangan harap mau tahu semuanya sekarang, nantilah tunggu akrab, baru buka bukaan he he..!

Sesi terakhir hari ini diisi oleh HE Abdullatif Al Hamad, chairman of the board of director Arab Fund for social and economic development, beliau ini juga mantan menteri keuangan kuwait, umur 24 tahun udah jadi dirjen di kuwait sana, hebat bener ya, kalau di kita umur segitu baru fresh graduate, lagi mabok nyari nyari kerjaan... tapi kalau denger dia presentasi, ya wajarlah, dia memang punya kemampuan dan kapasitas. Presentasi beliau mengenai midlle east stability & the world economy, dia menyoroti 3 negara besar di kawasan ini yang nantinya akan banyak berperan: Iran, Saudi Arabi dan Egypt...

Agak nyimpang dikit nih, tiap kali presenter menyebut negara negara saya jadi inget negara kita, kalau orang bicara negara yang akan banyak berperan nantinya, di Asia, ya: China, India, Jepang, korea, kita kok nggak pernah disebut sebut ya, kalau ngomong jumlah penduduk, baru terdengar.. kenapa ya? kalau dipikir pikir, ujung ujungnya ini urusan pendidikan, betapa kita masih tertinggal jauh, tapi nggak usah sedih berkepanjangan, mudah mudahan angkatan anak anak cucu kita nanti, baru mulai dipehitungkan. Padahal potensi sich jelas ada, kapannya ini yang belum ketahuan, harus dimulai sekarang ya, cuma syaratnya: kesalahan masa lalu jangan diulangi lagi, korupsi berjemaah mbok kapok. Mulailah investasi untuk pendidikan, supaya semuanya dapet akses, kalau semua cuma mikirin masing masing, sama aja dengan nunggu bom waktu, karena kelompok yang nggak dapet akses akan mengambil hak-nya dengan caranya sendiri, mundur lagi kita dong!. Sementara ini kita hanya bisa diam dengan pandangan menerawang dan berkaca kaca kalau negara kita masih belum disebut sebut.. Tapi harus optimis dong!, mudah mudahanlah.. someday, Insya Allah..!

No comments: