Tuesday, September 19, 2006

Oxford Energy Seminar - 4

11 September 2006

Sesi 1 diisi oleh Prof. Thane Gustafson dari CERA, beliau membahas mengenai Russian Oil Industry. Mulai dari sejarahnya, sampai kedepannya bagaimana industri migas di rusia ini, termasuk peluang IOC untuk berpartisipasi. Komplit !

Sesi 2 diisi oleh Amb. William Ramsay dari IEA (International Energy Agency) judulnya: Getting to the longterm, isinya banyak menyoroti mengenai tantangan tantangan energi pada masa depan, juga dibahas situasi pasar minyak dewasa ini, dan tentu yang menarik itu adalah bagaimana kecenderungan portofolio energi pada masa yang akan datang. Ada juga topik menarik lain, ketika ia mengaitkan energi dan kemiskinan, bagaimana nantinya masalah kelistrikan ini akan semakin parah tanpa ada kebijakan yang benar. Nantinya akan banyak orang hidup tanpa listrik.. wah gelap dong!, di kita mah, sekarang aja di beberapa tempat udah sering terjadi pemadaman bergilir, gimana nanti ya?.. ya jawabnya harus ada kebijakan baru.

Setelah lunch, diisi sesi mengenai Hydrocarbon di India oleh Najeeb Jung, beliau ini advisor reliance industries. Seperti kita ketahui, India ini dengan populasi yang gede, kecenderungannya akan mengikuti jejak China. Gimana konsumsi energi tentunya akan sangat besar, bedanya sama China, oil di India tidak begitu banyak, sementara gas ya lumayan banyak. Sehingga mereka perlu merencanakan strategi pengadaan energi masa depan.

Sesi terakhir diisi presentasi Saudi Aramco yang dibawakan Abdullatif Al-Othman, CFO Saudi Aramco. Dia cerita banyak mengenai proyek proyek Saudi Aramco dalam rangka meningkatkan produksi menjadi 12 juta barel per hari. Saat ini saja Saudi Arabia sudah memproduksi sekitar 9 juta barel per hari (termasuk produksi dari zona netral yang dibagi dengan kuwait). Yang menarik, salah satu proyek yang mereka sebut khurais project, terdiri dari tiga lapangan: khurais, abu jifan dan mazalij, nantinya akan berproduksi sebesar 1.2 juta barrel per hari. Gila cing!, bayangin produksi total kita saat ini dari sekian ratus lapangan cuma sekitar 1 juta barrel per hari, lha ini dari 3 lapangan aja bisa lebih gede dari seluruh Indonesia... ya, nggak heran, inilah negara dengan cadangan minyak terbesar di dunia

Codrington library

12 September 2006

Sesi 1 oleh Dr. Byron Grote, beliau ini CFO BP, presentasinya mengenai challenges facing the oil majors, dia mengupas tantangan yang dihadapi pemain besar di bisnis migas, ketika bicara majors atau super majors, maka itu maksudnya terdiri dari: ExxonMobil, ChevronTexaco, Shell, BP, Total dan ConocoPhillips. Apa aja tantangan yang mereka hadapi? Dari sisi produksi, kontribusi super majors ini hanya 14% dari produksi dunia, sisanya 50% oleh NOC dan 36% oleh pemain pemain kecil lainnya. Dari sisi cadangan juga kecil, hanya 4% saja, 71% dimiliki NOC sisanya pemain lainnya. Jadi dari sisi size ya nggak gede gede amat. Tantangan yang dihadapi adalah fluktuasi harga minyak, dia mencontohkan bahwa setiap kenaikan harga minyak, maka pasti tidak lama kemudian diikuti dengan kenaikan peralatan migas.

Byron juga menunjukkan slide antara Government Take (GT) dari beberapa negara dengan kenaikan harga minyak, bertolak belakang dengan studi saya, menurut slide-nya, GT pemerintah akan lebih meningkat dengan kenaikan harga minyak, apapun model kontraknya, mau model PSC kek, mau model Royalty Tax kek.

Pas sesi tanya jawab, saya minta klarifikasi Byron, karena saya bilang, saya saat ini sedang melakukan studi efek GT terhadap kenaikan harga minyak di beberapa negara, hasil studi saya menunjukkan sebaliknya, apalagi untuk sistem Royalty Tax, bagaimana mungkin GT bisa naik dengan kenaikan harga minyak, logikanya aja nggak masuk buat saya!, terus dia bilang ya dengan kenaikan harga minyak kita bayar Royalty dan Tax lebih banyak, wah saya kejar lagi, ya jelas dong, dalam nominalnya Royalty tax buat government pasti akan naik, tetapi kita khan bicara government take (GT), slide Anda khan GT vs oil price, yang mana GT itu presentasi pendapatan dari profit.. Terus dia bilang itu slide saya ambil dari McKinsey.. yah udah bagaimana lagi... buat saya masih mengganjal, kecuali kalau rate royalty dan tax nya dinaikin dengan adanya kenaikan harga minyak (semacam windfall profit tax), ya mungkin aja GT jadi naik, kalau nggak ada perubahan, ya nggak masuk akal lah. Kadang kadang, definisi government take nya yang nggak bener, dan bisa jadi, ini bahan untuk menunjukkan bahwa ente (host country) udah untung banyak lho, nggak usah minta macem macem lagi dari kita dengan kenaikan harga minyak.. bisa aja tujuannya kesana! Biasa IOC khan takut diminta bagian lagi karena keuntungannya meningkat... apalagi belakangan beberapa negara mulai mikir mau nerapin windfall profit tax.

Sesi 2 oleh Nasser Jaidah, Director oil and gas ventures, qatar petroleum, presentasinya mengenai gas monetization - qatar. Seperti kita ketahui, qatar ini negerinya gas, dimana mana ada gas.. he he. Bayangin, cadangan gas nya lebih dari 900 TCF, buat apa aja gas ini? utamanya dijadiin LNG buat ekspor, ada juga yang lewat pipeline dan ada juga proyek GTL (Gas to Liquid), qatar ini sadar benar, dengan cadangan yang begitu besar, mereka harus mengoptimalkan utilisasi gas ini. Ekspor LNG kemana aja? India, USA, Eropa, Korea dan Jepang. Saat ini pangsa pasar LNG demand 15% dikuasai qatar dan akan meningkat menjadi 37% pada tahun 2011. Nggak heran kalau qatar lagi sibuk sibuknya mengejar target diatas, begitu banyak proyek disana, problemnya sebagai negara kecil, mereka kekurangan manpower, tidak cukup orang terlatih disana, disamping secara penduduk emang nggak banyak, jadi mau nggak mau harus impor tenaga kerja, nggak heran kalau sekarang banyak yang hijrah ke qatar, mau nyusul?

Setelah lunch break, sesi diiisi oleh Robert Maguire dari Morgan Stanley, presentasinya mengenai mobilising capital in energy industry, sebenarnya topik ini menarik, cuma ternyata baik bahan presentasi dan teknik penyampaiannya agak mengecewakan saya, padahal ini topik yang saya tunggu tunggu, tapi pas presentasi kok ngak ada isinya, penonton kecewa!

Sesi terakhir mengenai regional security in the gulf - the case of iran oleh Eric Rouleau. Beliau saat ini sich profesi resminya jurnalis di paris sana, tapi sebelumnya pernah jadi dubes perancis untuk tunisia dan turki. Dia juga punya banyak akses dengan teheran. Topiknya menarik, intinya khan sekarang orang pingin tahu gimana sich akhir ceritanya - perang apa nggak?. Partisipan kebanyakan nanya langsung to the point, gimana kemungkinan yang akan terjadi? Tentu sebagai jurnalis, dia cerita panjang lebar dulu mengenai iran, dia cerita juga kalau amrik sampai "salah perhitungan" dengan iran, akibatnya bisa fatal, dan kesimpulannya menurut dia, amerika belum ada urgensinya untuk menyerang iran saat ini (secara guyon di bilang, yang pasti amerika nggak akan menyerang besok), untuk apa cepat cepat?,- jadi hitung hitung dululah - apalagi dengan kondisi saat ini. Lagian kalau iran memang mau bikin senjata nuklir, dia bilang belum sampai kesana secara teknis kemampuannya, perlu waktu beberapa tahun, mungkin sepuluh tahun lagi paling cepat, terus ngapain amrik mesti nyerang sekarang... yang menarik, pas kuiz buat partisipan, pertanyaannya: apakah amrik akan menyerang iran? sebagian peserta menjawab tidak. Jadi menurut eric, ini memang masalah berat, tapi nggak perlu buru buru diselesaikan dengan konfrontasi, kira kira gitu deh, masuk akal juga ya!.

No comments: